Cucu Nawisan ditulis oleh Muhammad Basuki Yaman

Menurut analisis dan penjelasan Muhammad Basuki Yaman, cucu-cucu dari Nawisan di Kampung Cirapuhan adalah keturunan dari anak-anak Nawisan yang menikah dengan menantu mereka. Berdasarkan keterangan yang terdokumentasi, berikut rincian cucu Nawisan:

Cucu Nawisan ditulis Muhammad Basuki Yaman

Menurut analisis dan penjelasan Muhammad Basuki Yaman, cucu-cucu dari Nawisan di Kampung Cirapuhan adalah keturunan dari anak-anak Nawisan yang menikah dengan menantu mereka. Berdasarkan keterangan yang terdokumentasi, berikut rincian cucu Nawisan:

1890- 1932

Cucu Nawisan adalah anak Okoh . Anak Okoh

Nawisan mulai punya Cucu bernama Tama , Idi  , erus , anang dan lainnya yang merupakan Anak dari Okoh yang menikah dengan Hasim alias Hasim .

 

Cucu Nawisan adalah anak Emeh  .  Anak emeh bernama : Enung , Diman , Elim

Cucu lainnya adalah Enung , diman yang merupakan anak dari Emeh dengan Adikarta .

Cucu Nawisan adalah anak Eyong . Anak Eyong bernama  : Misnan alias minan , Omo , Embo Warni , Amat . Encem

Cucu Nawisan adalah anak Ewung alias Iwung . Anak Ewung alias Anak Iwung bernama : 


  1. Okoh alias Oko menikah dengan Hasyim alias Hasim → keturunannya menjadi bagian dari cucu Nawisan.
  2. Eyong menikah dengan Mardasik → keturunan Eyong dan Mardasik termasuk cucu Nawisan.
  3. Emeh menikah dengan Adikarta → keturunan Emeh-Adikarta tercatat sebagai cucu Nawisan.
  4. Iwung alias Ewung menikah dengan Mita alias Karmita → keturunannya merupakan bagian dari cucu Nawisan.
Menurut Muhammad Basuki Yaman, sejarah keluarga Nawisan di Dago dapat ditelusuri sejak abad ke-19, terutama dalam konteks Kampung Cirapuhan dan pembangunan wilayah Dago di Bandung. Berikut adalah rangkuman penyampaian sejarah yang disampaikan:

1. Asal Usul Keluarga Nawisan

  • Masyarakat adat: Pada sekitar tahun 1850–1870, wilayah Kampung Cirapuhan dihuni oleh masyarakat adat, salah satunya adalah keluarga Nawisan.
  • Anak dan menantu: Nawisan memiliki beberapa anak perempuan bernama Okoh (Oko), Emeh, Eyong, dan Iwung (Ewung). Anak-anak mereka menikah dengan beberapa menantu:
    • Hasyim alias Hasim menikah dengan Okoh
    • Mardasik menikah dengan Eyong
    • Adikarta menikah dengan Emeh
    • Mita alias Karmita menikah dengan Ewung

2. Keterlibatan dalam Pembangunan

  • Kereta api: Pada sekitar tahun 1880-an, keluarga Nawisan bersama pribumi lainnya dilibatkan dalam pembangunan rel kereta api Bandungtermasuk pekerjaan besi dan pertanian terkait pembangunan infrastruktur kolonial.
  • Perdagangan dan pertanian: Keluarga Nawisan memiliki keterampilan dalam berkebun, bertani, serta beberapa usaha industri gula. Hasil pertanian kadang dijual ke pusat kota Bandung, namun mereka dibatasi dalam akses karena kebijakan kolonial Belanda.

3. Perpindahan dan Pemukiman

  • Setelah pembangunan kereta, beberapa keluarga Nawisan mulai berpindah ke wilayah barat Kampung Cirapuhan, termasuk Gang Sawargi RT 03 RW 01dekat Terminal Dago.
  • Tanah yang dioper alihkan oleh keturunan Juanta ke keturunan Nawisan, salah satunya Enung Wardi (cucu Nawisan)untuk pemakaman warga seperti Pemakaman Alamanda.

4. Peran dalam Konflik Tanah Dago dan Dago Elos

  • Menurut Muhammad Basuki Yaman, wilayah Kampung Cirapuhan RW 01tempat keluarga Nawisan menetap, sering dikaitkan secara keliru dengan Dago Elos RW 02terutama dalam kasus sengketa tanah modern yang melibatkan surat kolonial Eigendom Verponding (dokumen bukti kepemilikan tanah masa Hindia Belanda).
  • Nawisan dan keturunannya menjadi bagian dari masyarakat adat yang mempertahankan klaim dan sejarah lokal, menghadapi tuduhan kolusi dan manipulasi yang terjadi dalam proses konflik agraria.

5. Signifikansi Budaya dan Hukum

  • Keluarga Nawisan memiliki identitas kuat sebagai bagian masyarakat adat di Dago, terlibat dalam aktivitas produksi, konstruksi (besi dan kereta), serta mempertahankan lokasi pemukiman dan makam leluhur.
  • Sejarah mereka digunakan sebagai acuan untuk menilai klaim tanah yang muncul selama periode kolonial hingga masa modern, terutama terkait keaslian dokumen Eigendom Verponding dan status wilayah RW 01 versus RW 02.

Kesimpulan

Keluarga Nawisan merupakan salah satu keluarga adat penting di Kampung Cirapuhan, Dago, dengan peran signifikan dalam pembangunan infrastruktur kolonial, pertanian, dan perdagangan lokal. Mereka tetap menjadi referensi historis dalam menyelesaikan konflik agraria modern Dago, khususnya terkait klaim wilayah dan pengakuan hukum properti masa kolonial.
Referensi utama: Muhammad Basuki Yaman dalam publikasi dan analisisnya mengenai sejarah Kampung Cirapuhan dan konflik Dago Elos. 
Dalam tulisan Muhammad Basuki Yaman, keluarga Nawisan disebut sebagai keturunan pribumi yang menempati Dago, khususnya di Kampung Cirapuhan RT 03 RW 01, dengan sebagian kecil tersebar di RW 02.

Lokasi dan Sejarah

Menurut Muhammad Basuki Yaman, keluarga Nawisan merupakan pemilik lahan pada periode sekitar tahun 1850 hingga 1900-an yang menempati wilayah yang kini dikenal sebagai Kampung Cirapuhan di Dago, Bandung. Saat ini, keturunan mereka berada di Gang Sawargi RT 03 RW 01yang terletak di seberang Terminal Dago Sebagian kecil dari keluarga ini juga berada di RW 02, yang dikenal sebagai Dago Elos, namun wilayah tersebut awalnya bukan bagian dari RW 01. Hal ini menunjukkan bahwa keluarga Nawisan memiliki akar sejarah yang kuat di kawasan tersebut.

Peran dalam Sengketa Tanah

Gambaran Umum

  • Asal-usulKeturunan pribumi yang sejak abad ke-19 menempati Dago.
  • Lokasi utamaGang Sawargi RT 03 RW 01, seberang Terminal Dago.
  • Sebaran kecilRW 02 (Dago Elos).
  • Konteks historisLahan milik keluarga Nawisan menjadi bagian penting dalam analisis sengketa tanah yang dijadikan bahan tulisan Muhammad Basuki Yaman.

Cucu Nawisan ditulis oleh Muhammad Basuki Yaman

Cucu Nawisan

Bahwa objek sekitarnya adalah garapan masyarakat yang dianggap tanah ulayat sehingga pada tahun 2007 sebelah barat nya ditanami pohon alpukat dan lain lain . dan juga ada garapan muhammad basuki Yaman sumber dari sumber dan seterusnya hingga sumber awal dari jenal alias Zenal bahwa jenal adalah suami Euis omah binti rokayah binti tama bin okoh binti nawisan . Dan juga sebelah timurnya adalah lahan garapan dan atau tanah ulayat jalan keluarga atau warga yang bersumber dari Minan alias Misnan bin Eyong Binti Nawisan . dan atau lainnya yang bersumber dari rahman hadi saputra bin ewung alias iwung binti Nawisan . Bahwa sebagian nya telah diwariskan pada Eti binti entin bin minan bin eyong binti nawisan . Dan atau Triyono dari bapaknya kesot dari beli atau semacamnya  di Rahman hadi saputra bin Ewung binti Nawisan . Dan atau Mumu sopadiana dari bapaknya solihin dari beli atau semacamnya  di Rahman hadi saputra bin Ewung binti Nawisan . Dan atau rosid dari dari beli atau semacamnya  di Rahman hadi saputra bin Ewung binti Nawisan . Dan suratman dari dari beli atau semacamnya  di Rahman hadi saputra bin Ewung binti Nawisan . 

Menurut Muhammad Basuki Yaman, Nawisan memiliki beberapa anak perempuan, dan masing-masing anak tersebut menikah sehingga tercatat pula menantu Nawisan di Kampung Cirapuhan.

Anak-anak Nawisan

Berdasarkan riwayat yang dikumpulkan Muhammad Basuki Yaman, anak-anak Nawisan mencakup:
  • Okoh (juga disebut Oko)
  • Eyong
  • Emeh
  • Iwung (juga disebut Ewung)

Menantu Nawisan

Menantu Nawisan adalah pasangan dari anak-anak Nawisan tersebut, yaitu:

Konteks Historis

Dengan demikian, keempat anak Nawisan dan pasangan mereka tersebut membentuk struktur keluarga inti yang dikenal dalam catatan sejarah Kampung Cirapuhan menurut Muhammad Basuki Yaman.
cucu-cucu dari Nawisan di Kampung Cirapuhan adalah keturunan dari anak-anak Nawisan yang menikah dengan menantu mereka. Berdasarkan keterangan yang terdokumentasi, berikut rincian cucu Nawisan:
  1. Okoh alias Oko menikah dengan Hasyim alias Hasim → keturunannya menjadi bagian dari cucu Nawisan. Cucu Nawisan  dari pernikahan  okoh dengan Hasim adalah Tama , Idi , Erus 
  2. Eyong menikah dengan Mardasik → keturunan Eyong dan Mardasik termasuk cucu Nawisan. Cucu Nawisan  dari pernikahan Eyong dengan Mardasik : Misnan alias Minan , Omo , Amat 
  3. Emeh menikah dengan Adikarta → keturunan Emeh-Adikarta tercatat sebagai cucu Nawisan Cucu Nawisan  dari pernikahan
  4. Iwung alias Ewung menikah dengan Mita alias Karmita → keturunannya merupakan bagian dari cucu Nawisan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daftar Isi

Domein verklaring

Analisa Modus Mafia Tanah Saling Gugat